I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Temperatur merupakan salah satu dari
empat besaran dasar yang diakui oleh Sistem Pengukuran Internasional (The International Measuring System).
Lord Kelvin pada tahun 1848 mengusulkan skala temperatur termodinamika pada suatu
titik tetap triple point, dimana fase
padat, cair dan uap berada bersama dalam equilibrium, angka ini adalah 273,16 K
(derajat Kelvin) yang juga merupakan titik es. Skala lain adalah Celcius,
Fahrenheit dan Rankine dengan hubungan sebagai berikut:
oF
= 9/5 oC + 32 atau
oC
= 5/9 (oF-32) atau
oR
= oF + 459,69
Temperatur juga bisa didefinisikan sebagai kondisi
penting dari suatu substrat. Sedangkan
“panas adalah salah satu bentuk energi yang diasosiasikan dengan
aktifitas molekul-molekul dari suatu substrat”.
Termistor berasal dari Thermally Sensitive Resistor.
Termistor biasanya termasuk material-material semikonduktor yang
dibagi dua golongan: oksida logam dan semikonduktor kristal tunggal. Negative
Temperature Coefficient (NTC) pertama
kali ditemukan oleh Faraday pada perak sulfid pada tahun 1833. Pemahaman
tentang termistor oksida ini mengalami perkembangan yang sangat pesat oleh
Becker, Vervey, dkk., pada akhir tahun 1940-an. Termistor kristal
germanium dipelajari oleh Lark-Horovitz, dkk., pada tahun 1946, dan oleh Estermann
(meneliti Si), Hung dan Gliessman pada tahun 1950, Friedberg pada tahun 1951,
dan kemudian Fritzsche dan Kunzler, dkk.
1.2
Tujuan
Percobaan
Adapun tujuan percobaan dari praktikum ini sebagai
berikut:
1. Mempelajari
karakteristik sensor temperatur LM 35 dan thermistor
2. Mampu
mengkalibrasi sensor tersebut
3. Memahami
perbedaan tanggapan sensor yang sudah linear dengan yang belum linear
tanggapannya.
4. Mampu
membuat rangkaian yang berfungsi meningkatkan linearisasi tanggapan thermistor
sederhana.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Thermistor
merupakan salah satu sensor
suhu yang sangat mudah untuk digunakan, karakteristik dari thermistor ini ialah
thermistor akan berubah resistansinya / tahanannya ketika terjadi perubahan
suhu disekitarnya. Ketika thermistor mendeteksi kenaikan suhu maka resistansi
thermistor akan mengecil dan ketika resistansi thermistor lebih kecil dari
resistansi variabel resistor sebagai pembagi tegangannya maka akan ada arus
yang mengalir ke basis transistor, ketika itu juga relay
akan aktif dan led merah (sebagai indikator panas akan aktif) sebaliknya jika
suhu yang dideteksi thermistor kecil maka resistansi pada thermistor akan
menjadi besar, dan ketika resistansi thermistor lebih besar dari pembagi
tegangannya dalam rangkaian kali ini variabel resistor maka tidak akan
ada arus yang mengalir ke basis transistor, relay tidak aktif dan
led hijau (sebagai indikator suhu tidak
panas aktif ) (Anonimous A, 2011).
Termistor
memiliki dua jenis yaitu:
a.
Termistor NTC
dimana nilai resistansi akan semakin menurun apabila suhu bertambah.
b.
Termistor PTC
dimana nilai resistansi bertambah
seiring dengan pertambahan suhu (Manurung dan Lakalette, 2005).
Thermistor
adalah salah satu jenis sensor resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh
perubahan suhu. Thermistor ada dua jenis yaitu thermistor PTC dan thermistor
NTC. Gejala dari thermistor NTC jika semakin tinggi suhu ruangan maka akan
semakin rendah nilai dari tahanan thermistor tersebut begitu. juga
sebaliknya. Sedangkan gejala dari thermistor PTC jika suhu ruangan semakin tinggi
maka tahanan juga akan semakin tinggi begitu juga sebaliknya. Banyak produsen
power supply menggunakan komponen NTC resistor secara seri dengan saluran.
Sebuah resistor NTC menawarkan puluhan ohm perlawanan ketika dingin,dan akan
menjadi semakin berkurang nilai tahanannya menuju satu ohm dengan meningkatnya
suhu. Fungsi dari Thermistor adalah pelindung rangkaian dari lonjakan arus yang
tiba-tiba tinggi. Fungsi utama dari NTC thermistor ini khususnya untuk
melindungi komponen dioda jembatan dan capasitor
Pengujian NTC thermistor menggunakan multimeter dengan arah knob pada ohmmeter X1K:
Pengujian NTC thermistor menggunakan multimeter dengan arah knob pada ohmmeter X1K:
1. Pastikan
NTC thermistor terlepas dari rangkaian
2. Colokkan
kedua probe multimeter pada kedua kaki NTC thermistor (boleh bolak-balik).
3. Jika
jarum bergerak menuju tahanan tertentu berarti NTC tersebut dalam keadaan baik
4. Jika
jarum mununjuk pada tahanan yang tak terhingga, dimungkinkan NTC tersebut
rusak. Rangkaian power supply PC sebenarnya terdiri dari beberapa blok yaitu:
transient filter (memotong arus berlebih), penyearah (mengubah tegangan AC
menjadi tegangan DC, PFC (Power Factor Correction) (Anonimuous B, 2011)
Sensor
thermistor yaitu sebuah sensor temperature yang bersifat pasif sehingga jika memfungsikannya
harus menggunakan rangkaian catu daya. Thermistor merupakan salah satu sensor
temperatur berbasis bahan semikonduktor yang memanfaatkan fungsi perubahan
nilai resistansinya terhadap temperatur (Warsito, 2009).
NTC
merupakan sensor yang mengubah besaran suhu menjadi hambatan. NTC dibuat dari
campuran bahan semikonduktor yang dapat menghasilkan hambatan intrinsik yang akan
berubah terhadap temperatur (Setiawan, 2009).
Sifat utama dari
sebuah sensor termistor adalah bahwa ia memiliki koefisien temperatur yang
negatif sehingga ia sangat dikenal dengan sebutan Negative Temperatur Coefficient (NTC) (Yadda, 2009).
III.
PROSEDUR
PERCOBAAN
3.1
Alat
dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan
ini adalah:
1. Sensor
thermistor NTC
2. Sensor
thermistor PTC
3. Wadah tahan
panas
4. Es batu
5. Voltmeter
6. Catudaya
7. Thermometer
Hg
8. Heater kecil
3.2
Prosedur
Percobaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada percobaan ini
sebagai berikut:
1. Menyiapkan
sensor thermistor
2. Menyiapkan
wadah tahan panas
3. Menyiapkan
es batu
4. Menyiapkan
voltmeter dan sistem catu daya
5. Menyiapkan
thermometer Hg dan heater kecil
6. Menghubungkan
pin thermistor dengan voltmeter/ohmmeter
7. Memasukkan
es batu pada wadah, memasukkan heater pada wadah tersebut, menguku temperatur
dengan menggunakan thermometer Hg dan thermistor, mencatat nilai R dari
thermistor di voltmeter dan temperatur dari thermometer Hg secara bersamaan
dengan selang waktu 3 menit. Memulai untuk mencatu daya heater pada menit ke
15, sehingga es mulai cepat mencair dan memanas. Mencatat perubahan suhu per 5
menit.
8. Membuat
tabel seperti di bawah
No
|
Waktu
(s)
|
Thermometer
Hg (C)
|
R
thermistor (Ohm)
|
1
|
|
|
|
2
|
|
|
|
3
|
|
|
|
IV.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Pengamatan
Adapun hasil yang dapat diamati setelah melakukan
percobaan ini adalah:
Tabel 1. Hasil
Pengamatan NTC pada Pemanasan
No.
|
Suhu oC
|
R ()
|
1
2
3
4
|
40
50
60
70
|
6,88
6,87
6,23
5,01
|
Tabel 2. Hasil
pengamatan NTC pada Pendinginan
No.
|
Suhu oC
|
R ()
|
1
2
3
4
|
70
60
50
40
|
5,23
6,38
10,14
11,34
|
Tabel 3. Hasil
Pengamatan PTC pada Pemanasan
No.
|
Suhu oC
|
R ()
|
1
2
3
4
|
40
50
60
70
|
65,6
67
75,4
102,7
|
Tabel 4. Hasil
Pengamatan PTC pada Pendinginan
No.
|
Suhu oC
|
R ()
|
1
2
3
4
|
70
60
50
40
|
442
130
44
33,2
|
4.2
Pembahasan
Sensor
thermistor yaitu sebuah sensor temperature yang bersifat pasif sehingga jika memfungsikannya
harus menggunakan rangkaian catu daya. Thermistor merupakan salah satu sensor
temperatur berbasis bahan semikonduktor yang memanfaatkan fungsi perubahan
nilai resistansinya terhadap temperatur . Thermistor merupakan singkatan dari Thermal Sensitive Resistor yakni suatu jenis sensor yang sensitiv
terhadap perubahan suhu. Prinsip kerjanya adalah memberikan perubahan
resistansi yang sebanding dengan perubahan suhu. Dari perubahan resistansi yang
besar terhadap perubahan suhu yang kecil inilah yang mejadikan thermistor
banyak diapakai sebagai sensor suhu. Thermistor memiliki ketelitian dan ketepatan yang tinggi.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan thermistor banyak sekali, yang mana
nantinya dibentuk melalui oksida logam campuran, kromium, kobalt, tembaga,
besi, atau nikel. Yang mana nantinya bahan-bahan tersebut berpengaruh pada
karakteristik thermistor, sehingga dalam
pembuatannya terdapat perbandingan tertentu.
berdasarkan koefisien suhunya, thermistor dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu PTC (Positive Temperature Coeficient) dan NTC (Negative Temperature Coeficient). NTC (Negative Temperature Coeficient) merupakan thermistor yang mempunyai koefisien negatif, artinya perbandingan antara suhu dengan resistansinya berbanding terbalik. jika resistansi meningkat maka suhu akan menurun dan sebaliknya.
berdasarkan koefisien suhunya, thermistor dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu PTC (Positive Temperature Coeficient) dan NTC (Negative Temperature Coeficient). NTC (Negative Temperature Coeficient) merupakan thermistor yang mempunyai koefisien negatif, artinya perbandingan antara suhu dengan resistansinya berbanding terbalik. jika resistansi meningkat maka suhu akan menurun dan sebaliknya.
Sensitivitas termistor merupakan faktor penting dalam penggunaan thermistor
dalam pengaplikasiannya. Perubahan tahanan thermistor 10% per oC
adalah tidak umum. Sehingga termistor dengan tahanan nominal 10KW pada suhu
yang sama dapat berubah denagan 1KW untuk perubahan suhu 1oC. Ketika
digunakan dalam rangkaian jembatan pendeteksi nol, sensitivitas dapat
memberikan kontrol, pada prinsipnya kurang dari 1oC.
Waktu respon sebuah termistor tergantung pada jumlah bahan yang digunakan
dan keadaan lingkungan. Sehingga, untuk termistor berbentuk manik pada keadaan
oil bath, responnya adalah 0.5 detik. Termistor yang sama pada udara mempunyai
waktu respon 10 detik. Ketika dilindungi dalam teflon atau bahan yang lain untuk
perlindungan melawan keadaan lingkungan, waktu respon akan meningkat.
Karena pada termistor menunjukkan perubahan tahanan yang besar terhadap suhu, maka ada banyak kemungkinan aplikasi dari
suatu rangakian yang akan digunakan. Pada jenis thermistor terdapat thermistor
NTC. Dimana NTC adalah komponen elektronika dimana
jika dikenai panas maka tahanan nya akan naik.Termistor
NTC adalah sensor suhu aktif yang tidak membutuhkan catu daya ketika digunakan.
Termistor jenis ini memiliki resistansi menurun apabila temperaturnya naik,
jika resistansinya berkurang maka temperaturnya bertambah
Dari percobaan yang telah dilakukan, dperoleh hasil seperti yang di
paparkan pada table hasil pengamatan di atas. Dan dari data yang diperoleh,
dibuat grafik seperti pada gambar di bawah ini.
Dibawah ini diberikan grafik hubungan antara R tahanan thermistor dengan
suhu.
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara tahanan dengan suhu pada T naik dan T
turun Untuk NTC
Gambar 4.2 Grafik
hubungan antara tahanan dengan suhu pada T naik dan T turun PTC
Dari grafik di atas, dapat kita lihat hasil grafik
dari data yang diperoleh pada percobaan yang telah dilakukan. Dari hasil
grafik, terlihat bahawa besarnya suhu yang diterima oleh sensor thermistoer
mempengaruhi hasil dari resistansinya sehingga diperolehlah grafik hubungan
antara temperature dan resistansi. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak aplikasi
dari sensor suhu thermistor, misalnya dalam bidang automotive, militer, kedokteran,
telekomunikasi, space, dan lain-lain. Dalam automotive bisa menggunakan NTC
thermistor untuk memonitor temperatur radiator/mesin yang dihubungkan ke
electronic control unit (ECU) dan kemudian ditampilakan dalam dashboard mobil.
Dalam bidang kedokteran digunakan untuk memonitor temperatur pasien pada saat
operasi berlangsung. Dalam bidang space untuk memonitor temperatur baterai,
modul-modul satelit, memonitor ruangan dalam satelit, dan lain-lain. Pada
contoh aplikasi ini digunakan thermistor jenis NTC untuk mengukur temperatur
ruangan.
Pada percobaan yang telah dilakukan, ada beberapa
kendala yang dialami oleh para praktikan, diantaranya adalah ketika menghitung
perubahan suhu turun. Pada saat ini
kondisi air yang panas dihitung penurunan suhunya disertai dengan pemasukan es
batu sehingga dalam proses ini mengganggu konsentrasi para praktikan sehingga
akan mempengaruhi hasil dari percobaan
yang dilakukan.
V.
KESIMPULAN
Setelah
melakukan percobaan ini ada beberapa yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada percobaan dengan sensor NTC saat
dipanaskan R tahanan pada thermistor semakin kecil dan saat didinginkan maka R tahanan
pada termistor semakin besar.
2. Pada
percobaan PTC saat didinginkan maka R tahanan pada thermistor semakin kecil sedangkan pada saat dipanaskan
pada PTC makan nilai R tahanan thermistor semakin besar.
3. Hubungan
NTC dan PTC cukup baik
saat air dipanaskan maupun didinginkan .
4. Dari
percobaan semakin besar suhu pada PTC maka nilai tahanan besar dan saat suhu
semakin kecil maka nilai tahanan juga semakin kecil.
5. Semakin
besar suhu pada NTC yang
diberikan, maka semakin kecil nilai tahanan pada thermistor dan
sebaliknya semakin kecil suhu maka nilai tahanan pada thermistor semakin besar.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimous A, 2011. Rangkaian
Sensor Suhu. http://all-thewin.blogspot.com/2011/11/rangkaian-sensor-suhu-sensor-suhu.html. Diunduh tanggal 28 November 2012.
Anonimuous B, 2011. Thermistor NTC (Negative Temperature Coeficient) http://softquadro-teknik.blogspot.com/2011/10/thermistor-ntc-negative-temperature.html. Diunduh tanggal 28 November 2012.
Ifarifa, 2009. Thermistor. http://id.scribd.com/doc/16811105/Thermistor. Diunduh tanggal 27 November 2012.
Manurung, Robert dan Lakalette, Johannis. 2005. Jurnal Elektronika: Linearisasi pada
Sensor Temperatur Thermistor NTC dengan Bentuk Geometrik Multilayer. No.1. Volume 5. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/510516.pdf. Diunduh tanggal 28
November 2012.
Setiawan, Iwan.
2009. Buku Ajar Sensor dan Tranduser.
http://eprints.undip.ac.id/4886/1/Sensor_dan_Transduser.pdf. Diunduh tanggal 27 November 2012.
Warsito,D.E.A., 2009. Sensor
Thermistor. http://www.sensorthermistorinila.blogspot.com/. Diunduh tanggal 28 November 2012.
Yadda, A. Haris. 2009. Thermistor sebagi Sensor Temperatur untuk Transduser Kadar Air Udara
Berbasis Psikrometri. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/3320989101.pdf. Diunduh tanggal 28
November 2012.
Post a Comment